Tugas Softskill Akuntansi Internasional
Nama : Linduben Lumban Gaol
Kelas : 4EB15
NPM : 24209477
Judul kelompok : Pendapatan Nasional Per Kapita
Perbandingan PDB dan Pendapatan Per Kapita Indonesia dengan Negara Lain
Penyajian Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB)
dari berbagai sektor dirinci menurut nilai tambah dari seluruh sektor
ekonomi, yang mencakup sektor pertanian, pertambangan, industri,
listrik, gas dan air, konstruksi, perdagangan, pengangkutan, lembaga
keuangan, dan jasa-jasa. Sedangkan PDB dan PNB menurut penggunaan
dirinci menurut komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, dan
ekspor neto.
PDB dan PNB sangat diperlukan untuk menentukan besarnya pendapatan per kapita (per capita income). Pendapatan per kapita adalah pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk dalam suatu negara selama kurun waktu setahun, atau ditentukan oleh besarnya pendapatan nasional dan jumlah penduduk.
Wawasan EkonomiPerkembangan ekonomi dihitung berdasarkan Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB). Setelah kemerdekaan, PDB baru mulai diestimasi pada tahun 1950.
Pendapatan per kapita dapat dihitung sebagai berikut.
Untuk dapat mengetahui perkembangan PDB per kapita, berikut ini
disajikan data PDB per kapita dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2005.
PDB per kapita Indonesia tahun 1997–2005. Sumber: BPS |
Tinggi rendahnya PDB atau PNB dan pendapatan per kapita suatu negara
oleh Bank Dunia dikelompokkan ke dalam empat kelompok berdasarkan
pendapatan per kapita pada tahun 2003, yaitu sebagai berikut.
- Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita sekitar US$ 675 atau kurang.
- Kelompok negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US$ 675 sampai dengan US$ 2.695.
- Kelompok negara berpendapatan menengah tinggi (upper middle income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US$ 2.696 sampai dengan US$ 8.335.
- Kelompok negara berpendapatan tinggi (hight income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US$ 8.335 atau lebih.
Pendapatan per kapita suatu negara dinyatakan dengan nilai tukar uang
luar negeri atau dalam dolar Amerika Serikat. Dengan cara demikian kita
dapat membandingkan pendapatan per kapita suatu negara dengan negara
lain, terutama negara-negara sekitar yang berdekatan, misalnya Indonesia
di antara negara-negara ASEAN. Perbandingan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran kedudukan negara yang bersangkutan di antara
negara-negara lain.
Umumnya negara yang masih berkembang mempunyai pendapatan per kapita
yang rendah. Rendahnya pendapatan per kapita pada negara yang sedang
berkembang dikarenakan beberapa hal sebagai berikut.
- Tingkat pendidikan yang rendah, sehingga pengetahuan yang diperoleh sedikit.
- Keterampilan dan kecakapan yang rendah, sehingga kekurangan tenaga ahli.
- Modal yang dimiliki relatif sedikit.
- Kekurangan akan sumber alam.
- Kemalasan dan ketidakdisiplinan seseorang.
- Sikap yang tidak mendorong berproduksi.
Dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand, negara kita tertinggal jauh.
Pada tahun 2004 pendapatan per kapita negara kita US$ 900, sementara
Malaysia US$ 3.900. Jika ekonomi kita tumbuh 5% setahun, 25 tahun lagi
negara kita baru setara Malaysia saat ini.
(sumber : http://www.plengdut.com/2013/02/perbandingan-pdb-dan-pendapatan-per.html )
pendapat saya mengenai artikel di atas adalah bahwa tingkat pendapatan perkapita di indonesia masuk kedalam kategori terendah dibanding dengan negara-negara lain. rendah nya tingkat pendapatan disebabkan oleh beberapa hal seperti, rendahnya tingkat pendidikan yang di tempuh oleh masyarakat di indonesia yang menyebabkan pendapatan yang diterima pun rendah, faktor lainnya yaitu seringnya terjadi pengeksploitasian SDA yang ada, sehingga sebagian besar dikuasai oleh pihak asing.
dampak positif : pada tahun 2000an ketika pendapatan perkapita di indonesia dikatakan rendah maka tidak berdampak secara signifikan terhadap krisis moneter yang di alami dunia sehingga bisa dikatakan indonesia salah satu negara beruntung yang tidak terkena dampak secara signifikan terhadap krisis yang terjadi.
dampak negatif : seiring rendahnya tingkat pendapatan nasional perkapita di indonesia menyebabkan banyaknya sumber daya alam yang dikuras habis oleh pihak asing yang membuat rakyat bekerja pada pihak asing dalam pengelolaan sumber daya alam, bukan itu saja, tingkat kemalasan pun turut menyumbang faktor rendahnya tingkat pendapatan nasional perkapita di indonesia.